Tuhan Tidak Memberi Apa Yang Kita Minta

Jika cita-cita adalah doa, maka doaku kira-kira berbunyi seperti ini "Tuhan, aku ingin menjadi Menteri Kesehatan atau Penulis, tapi jika tidak bisa jadi keduanya, jadikan aku apa saja, asal jangan jadi guru" dan Tuhan dengan sifatnya yang tak tertebak, mengabulkan doaku, tepat menjadi yang paling tidak kuinginkan, GURU.
 
Hidup memang penuh misteri, banyak hal yang sampai saat ini belum terpecahkan, banyak kejadian yang sampai saat ini sulit untuk menemukan jawabannya. Mungkin karena itulah manusia dituntut harus terus belajar untuk menyibak tabir misteri yang belum terbuka.

Ya memang saya akui bahwa selama ini yang saya rasakan dan saya pahami, bahwa Tuhan tidak pernah memberi apa yang saya minta, bahkan saya kadang merasa aneh ketika saya meminta kemudahan dalam segala hal, ternyata malah yang datang kesulitan terus menerus. Hal ini jelas membuat saya frustasi bahkan itu tak jarang membuat saya berburuk sangka pada Tuhan. Bahkan saya tak jarang berfikir dan bertanya bukankah Tuhan Maha Mendengar, tapi kenapa apa-apa yang saya minta jarang dikabulkan. 

Saya yakin banyak orang merasa seperti apa yang saya rasakan. Perasaan itulah yang sering muncul, dan semakin disesali justru akan semakin membuat kita terpuruk. Coba pernah tidak anda mengalami ketika anda Memohon kepada Tuhan kekuatan, Tuhan malah memberi kita kesulitan. Ketika kita memohon untuk bisa  menjadi manusia bijak, Tuhan malah memberi kita banyak masalah. Bahkan ketika saya meminta untuk menjadi manusia pemberani, Tuhan malah memberi kondisi bahaya, dan ketika saya memohon sebuah cinta, Tuhan  memberi saya orang-orang bermasalah.

Tapi ada yang aneh disini ketika kita pikir lebih dalam, bahwa benar apa yang kita minta tidak diberikan, tetapi ternyata kita diberi suatu masalah untuk kita hadapi.Analogi sederhananya ketika kita minta makanan tapi ternyata Tuhan memberi kail buat kita. Bukankah itu menjadi jawaban atas doa-doa  kita selama ini, pernah tidak terbanyangkan kalau kita hanya diberi ikan, pasti ikan itu habis dan kita pasti akan meminta lagi. Beda dengan kita diberi kail, maka kail itu akan bisa menghidupi kita. 

Itulah mungkin jawaban Tuhan atas doa-doa kita selama ini, bahwa “ Tuhan ternyata tidak pernah memberi apa yang kita minta tetapi Tuhan memberi apa yang kita butuhkan”.

Saya ingat pada kisah Tsa’labah (Dapat dibaca di postingan terdahulu “DIMANA TSA'LABAH SEKARANG?”)

Kisah Tsa’labah yang mengajarkan saya bagaimana ‘kejamnya’ ketika Tuhan memberi
apa yang kita minta, bukan yang kita butuhkan.  Tsa’labah yang miskin namun kaya iman dan rajin beribadah, meminta pada Rasul agar  didoakan menjadi kaya, Rasul enggan namun Tsa’labah memaksa dan berdalih, bahwa dengan harta tersebut ia akan menjadi lebih bermanfaat bagi umat, menambah  ketakwaannya, dan menambah kedermawanannya. Rasul akhirnyamendoakannya dan makbul seketika. Dari hari
kehari bertambah kayalah Tsa’labah. Namun kekhawatiran Rasululullah terbukti. Tsa’labah menjadi malas beribadah, dari malas shalat Jum’at hingga malas shalat fardu berjamaah, ketika diminta membayar zakat, Tsa’labah mangkir. Allah dan Rasul pun menjadi murka.

Saat itu turunlah Qs at-Taubah: 75-78 "Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah, "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.

Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui yang ghaib ?"
 

Tsa'labah mendengar ada ayat turun mengecam dirinya, ia mulai ketakutan. Segera ia temui Nabi sambil menyerahkan zakatnya. Akan tetapi Nabi menolaknya, "Allah melarang aku menerimanya." Tsa'labah menangis tersedu-sedu. Setelah Nabi wafat, Tsa'labah menyerahkan zakatnya kepada Abu Bakar, kemudian Umar. tetapi kedua Khalifah itu menolaknya. Zakatnya tak pernah diterima hingga dia meninggal pada masa Utsman. Na’uzubillah.
 

Tuhan memberi semua kebutuhan yang kita minta, dan hal ini akan diketahui bagi mereka yang mau membuka hati dan tidak berburuk sangka pada Tuhan, bukankah Tuhan adalah sebagaimana prasangka mahluknya, kalau kita berprasangka baik, maka baik pulalah, begitu sebaliknya. Makanya cobalah mengungkap hikmah dibalik fakta, walaupun itu kedengarannya klasik, tapi tidak ada salahnya untuk dicoba.
 
#Sumber : Diadaptasi (dengan berbagai perubahan) dari tulisan gunturnovizal.
sumber : https://m.facebook.com/permalink.php?id=207985235930489&story_fbid=419013104827700
Published with Blogger-droid v2.0.9

No comments:

Post a Comment