Membentuk Anak Sholeh



Secara fitrah (manusiawi) kehadiran seorang anak adalah yang dinanti bagi setiap pasangan suami istri, meskipun jalan untuk mewujudkannya sangatlah berat, susah payah. Mengorbankan banyak tenaga, waktu, harta bahkan terkadang juga nyawa. 


Setelah Allah SWT mengkaruniakan anak, orang tua masih juga mengorbankan segalanya guna membesarkan, mendidik sang anak dengan harapan kelak menjadi orang yang berguna, bahkan lebih berguna ketimbang orang tuanya sekarang. Dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi ketimbang orang tuanya sekarang, mungkin hampir tidak ada orang tua yang tidak berpikir demikian. 


Orang tua rela mencari rezeki diperuntukkan kepada sang anak, meskipun terkadang dalam menikmati rezeki tersebut orang tua mengalah dan kebanyakan untuk sang anak. Betapa sangat besar pengorbanan orang tua untuk sang anak. Firman Allah SWT “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Luqman : 14).


Namun terkadang ada hal yang terlupakan oleh orang tua yakni memberikan bekal keimanan, ketaqwaan, serta akhlak yang mulia. Karena mungkin terlalu terbuai dengan anak, sehingga bekal tersebut terlewatkan. Inilah awal ketidakberkahan atau musibah bagi orang tua. Firman Allah SWT “Berbekallah kalian, sebaik-baik bekal adalah takwa (kepada Allah SWT.), dan takutlah kalian kepada-Ku wahai orang-orang yang berfikir.” (Al-Baqarah: 197)


Membentuk anak sholeh 


Pertama, memilih dan mempercayakan kepada lembaga pendidikan yang sholeh. Lembaga  pendidikan yang sholeh tidak selamanya hanya ada dalam madrasah, pesantren saja, namun lembaga yang punya perhatian besar pada perkembangan pendidikan Islam, kebanyakan para pendidiknya mempunyai azam (kemauan yang kuat) untuk mendidik dan mencerdaskan baik secara akademik maupun akhlak. Untuk itu orang tua harus selektif sekali dalam memilih pendidikan untuk anaknya, apalagi orang tua yang sibuk, jangan hanya terjebak pada kualitas akademik saja tanpa dibarengi dengan kualitas akhlak, sehingga mengakibatkan anak hebat, cerdas secara akademik namun akhlaknya buruk.

Kedua, lihat dan cermatilah pergaulan anak, siapa teman bergaulnya? Lingkungan bergaul sangat berperan sekali dalam membentuk akhlak seseorang, sekali orang tua terlena atau kurang kontrol sehingga anak bergaul dengan teman yang akhlaknya tidak baik, maka jangan salahkan anak apabila suatu saat ia pun akan berbuat tidak baik. Hal tersebut telah digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya “Perumpamaan duduk bersanding orang shaleh dengan duduk bersanding orang zhalim ibarat duduk bersanding penjual minyak wangi dengan duduk bersanding tukang besi (tukang pande). Bila kamu mendekati penjual minyak wangi boleh jadi dia memberikan minyaknya kepadamu sebagai promosi, atau bahkan kamu ingin membelinya, atau minimal kamu dapat mencium bau wangi yang semerbak. Sebaliknya bila kamu mendekati tukang besi boleh jadi bajumu akan terbakar karena jilatan api, atau kamu akan mendapatkan bau bacin yang membosankan." (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga, memberikan rezeki yang halal dan thoyyib kepada sang anak. Kewajiban orang tua adalah mencari rezeki untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Sahabat Abdillah bin Amrin ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda "Cukup dikatakan berdosa seseorang yang mengabaikan tanggung jawab terhadap keluarga." (HR. Abu Dawud dan Nasai) 


Dan rezeki itu haruslah yang halal dan thoyyib. Hal ini telah jelas dalam firman Allah SWT  “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah : 168)


Keempat, jadilah orang tua yang mampu menjadi teladan bagi anak. Memberi contoh yang baik kepada anak, jangan sekali-kali berbuat tercela di hadapan anak. Tidak ada alasan malu bagi orang tua untuk meminta maaf kepada anaknya apabila memang bersalah. Jangan membohongi anak meskipun pada hal-hal yang sepele. Firman Allah SWT  “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim : 6)


Kelima, selalu berdo’a kepada Allah SWT supaya dikaruniai keluarga, anak yang sholeh. Berikut do’a yang harus senantiasa diucapkan oleh seorang ayah setiap habis shalat lima waktu “Rabbana Hablana min Azwajina wa Dzurriyatina Qurrota A’yun waj ’alna lil Muttaqina Imama (Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa).” (QS. Al Furqan : 74) 


Betapa bahagianya sebuah keluarga apabila semua anggota keluarga tersebut beriman kepada Allah SWT. Nilai-nilai keislaman selalu terpancar dalam setiap interaksi. Keluar dan masuk rumah didahului dengan salam, saling mendo’akan antar satu dengan lainnya.


Dengan kelima hal tersebut di atas harapannya anak yang selalu didambakan oleh kedua orang tuanya benar-benar mampu membuat bangga, memberi nilai manfaat khususnya bagi kedua orang tua baik di dunia maupun kelak di akhirat.


Maka tidak ada istilahnya rugi bagi orang tua untuk menginvestasikan semua potensinya guna mewujudkan anak sholeh. Berapapun nilai materi yang harus dibayar, susah payah yang ditanggung asal anak sholeh, itu sangat memuaskan. Ketika orang tua masih hidup, sang anak selalu berbakti. Bahkan ketika orang tua telah meninggal, sang anak selalu mendo’akan supaya Allah SWT mengampuni segala dosanya. “Rabbighfirli wali walidayya warhamhuma kama robbayani shogira (Wahai Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku dan kedua orangtuaku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil).” 


Ingatlah bahwa salah satu amal yang tidak akan putus adalah anak sholeh yang selalu mendoakan orang tuanya, sabda Nabi Muhammad SAW “Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Apabila seseorang telah meninggal, maka semua amalnya terputus kecuali tiga perkara: Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang senantiasa mendoakan kepada kedua orang tuanya." (HR. Muslim). Wallahu ‘alam

Waspadailah Kerikil2 Tajam Dalam Keluarga



Waspadailah Kerikil2 Tajam Dalam Keluarga

By: M. Agus Syafii

Setiap keluarga selalu dihadapkan kepada kerikil-kerikil tajam atau problem rumah tangga yang dianggap biasa saja, bila dilihat secara sepintas seringkali disepelekan namun bila dibiarkan bisa melukai seluruh keluarga. Krikil-krikil tajam itu adalah, pertama, persepsi terhadap rizki. Kedua Egoisme. Ketiga, Perkembangan psikologis pasangan hidup. Maka waspadailah kerikil-kerikil tajam dalam keluarga sekecil apapun.

Pertama, Persepsi Rizki. Sebenarnya Allah telah menjamin rizki hambanya, bahkan jika seseorang ingin menikah tetapi ekonominya masih berat, kata al Qur’an nikah saja, Allah yang menjamin rizkinya (in yakunu fuqara yughnihimullah Q/an Nur:32). Banyak pasangan ketika baru nikah belum memiliki harta apa-apa, tetapi kemudian mereka hidup berkecukupan. Sebaliknya ada yang ketika menikah sengaja mencari pasangan atau mertua  orang kaya, ternyata tak terlalu lama sudah jatuh menjadi orang miskin. Ada yang semula suami lancar sebagai pencari nafkah, tetapi kemudian jatuh sakit berkepanjangan sehingga tak lagi produktif, kemudian sumber rizki berpindah melalui isteri. Persoalan saluran rizki bisa menjadi problem ketika orang  memandang bahwa rizki itu hanya rizkinya, bukan rizki keluarga. Suami yang sukses kemudian menjadi GR (gede rumongso, maksudnya merasa dirinya sangat penting) memandang rendah isterinya. Ketika saluran rizki pindah lewat isteri, sang isteri juga kemudian menjadi GR, memandang sebelah mata suami. Inilah yang sering menjadi kerikil tajam, meski rizki melimpah, padahal sebenarnya rizki itu adalah rizki bersama sekeluarga.

Kedua, Egoisme. Sifat egois dan tinggi harga diri sering mendistorsi persepsi. Ada ungkapan bahwa kata-kata itu tidak punya arti apa-apa, oranglah yang memberi arti. Ada orang tanpa beban apa-apa membeli mobil baru karena memang membutuhkan, tetapi tetangganya ada yang memberi arti sombong, sok, mentang-mentang, tak menenggang perasaan dan sebagainya. Dalam rumah tangga, sifat egois dan tinggi harga diri sering mengubah keadaan yang normal menjadi tidak normal, apa yang sebenarnya biasa-biasa saja, proporsional, dipersepsi sebagai tidak menghargai, menyakiti dan sebagainya, sehingga apa yang semestinya seiring sejalan berubah menjadi ada yang ngerjain dan ada yang merasa menjadi korban. Ada isteri atau suami yang merasa selalu disakiti, padahal tidak ada yang menyakitinya, merasa tidak dihargai, padahal harga seseorang itu sudah nempel pada dirinya.

Ketiga, Perkembangan psikologis pasangan hidup. Pada dasarnya kita tidak bisa menghindar dari fitrah kita sebagai manusia. Setiap hari  kita melihat, mendengar dan merasakan sesuatu, kemudian mempersepsikan dan merespon. Proses Stimulus & Respond. dinamis, bisa mendewasakan seseorang, bisa juga membuatnya menjadi terganggu kejiwaannya. Hubungan interpersonal suami dan isteri berlangsung sangat inten, lama dan peka. Hubungan itu kemudian bisa menumbuhkan kejiwaan mereka secara seimbang, menjadi sinergi, bisa juga jomplang. Hubungan interpersonal suami isteri itu mengandung muatan, partner seksual, partner sosial, dan persahabatan. Pada laki-laki muatan partner seksualnya itu pada umumnya stabil, partner sosialnya pasang surut dan partner persahabatanya berjalan lambat. Sedangkan bagi wanita, muatan partner seksualnya mulai menurun setelah monopouse, yang meningkat justeru partner sosial dan persahabatan. Pada usia paruh baya, ada suami yang padanya  muncul apa yang disebut sebagai puber kedua dan puber ketiga. Pada masa puber kedua (usia sekitar 40 tahun) ada kecenderungan lelaki senang berdekatan dengan gadis belasan tahun, sedang pada puber ketiga (antara usia 50-60 th) lelaki tidak lagi tertarik dengan gadis belia, tetapi lebih suka berakrab-akrab dengan wanita paruh baya, yakni wanita yang sudah menunjukkan keberhasilannya sebagai wanita dewasa yang anggun. Gejala ini sebenarnya normal dan akan reda dengan sendirinya jika direspond secara proporsional. Tetapi jika oleh isterinya disalahfahami atau dicaci maki, gejala pubertas ini justru menuntut aktualisasi.

Lantas bagaimana cara pemecahan masalah dalam menghadapi 'kerikil-kerikil' tajam? al-Quran memberikan panduan kepada pasangan keluarga agar berpegang teguh kepada taqwa ketika sedang mencari pemecahan masalah.  Taqwa menjamin output berupa way out dan rizki, waman yattaqillaha jaj`al lahu makhraja wa yarzuqhu min haitsu la yahtasib. Taqwa artinya berpegang teguh kepada kebenaran ilahiyah dan konsisten menghindari larangan Allah, imtitsalu awamirihi wa ijtinabu nawahihi. Secara kejiwaan, takwa adalah aksi moral yang integral. Jadi, sesulit apapun problem, jika dalam pemecahanya berpijak pada komitmen taqwa maka jalan keluar maupun jalan masuknya baik, seperti semangat doa. rabbi adkhilni mudkhala shidqin wa akhrijni mukhraja shidqin wa ij'al li min ladunka sulthanan nashira. al-Quran secara khusus memberi membimbing kita agar  menggunakan pendekatan ishlah dan mu'asyarah bi al ma'ruf, mau'idzah dan  ihsan.  Jika yang dicari itu islah maka Allah akan menolong, in yurida ishlahan yuwaffiqillahu bainahuma (Q/4:35). Ishlah mengandung muatan makna shulh (perdamaian) shalih (baik , patut dan layak) dan mashlahat (konstruktif). Baik suami maupun isteri harus mengedepankan niat berdamai, berpikir konstruktif dan tetap menunjukan perilaku yang patut.

Wassalam,
M. Agus Syafii

Sumber dari sini.

Kaya, Berkah, dan Bahagia



Ketika ada pertanyaan. Pilih mana, kaya, berkah atau bahagia? Maka jawabannya tergantung tolok ukur yang digunakan, bila hanya berpikir mendapatkan dan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya maka memilih kaya dengan cara apapun. Namun bila yang digunakan adalah tolok ukur adalah kehalalan, uang yang diterima bersumber pada yang benar dan diridhai oleh Allah maka memilih keberkahan. Bila kita memilih keberkahan maka Allah akan limpahkan kekayaan & kebahagiaan yang mengantarkan keluarga kita menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah.

Di zaman seperti sekarang ini, banyak orang mengatakan 'Mencari yang haram aja susah, apalagi mencari yang halal' sehingga mencarinya dengan segala cara, mengejar materi yang penting pokoknya dapat. yang penting, kaya. Mengabaikan yang halal dan haram seolah menjadi lumrah. Namun bila kita cermati secara seksama harta yang banyak berarti kemudahan, kesenangan, menghadirkan kegembiraan berujung derita karena didapat dari sumber yang haram. Demikian juga yang hartanya sedikit, susah, tidak menyenangkan ternyata akhirnya membahagiakan karena didapat dari sumber yang halal maka akan mendatang keberkahan, kesehatan dan kebaikan bagi kita, keluarga kita serta orang-orang lingkungan sekitarnya.

'Akan datang suatu zaman manusia dimana cita-cita mereka untuk kepentingan perut mereka, kemuliaan mereka dilihat dari atribut perhiasan mereka, kiblat mereka adalah perempuan yang molek dan agama mereka adalah uang dan harta benda, mereka itulah seburuk-buruknya generasi. Dan tidak ada kebaikan disisi Allah.' (HR. ad-Dailami).

Kekayaan tidak menjamin hidup kita bahagia, sebagaimana kemiskinan bukan jaminan hidup kita susah. Namun jika kita menjadi orang kaya yang berkah karena kekayaan yang menghadirkan segala kebaikan, menghapus kegelisahan, menghilangkan keputusasaan, menambah optimis, menjadikan hidup kita lebih indah, lebih sehat, menenteramkan hati dan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah maka itulah kebahagiaan yang hakiki dalam hidup kita. Teman, Mari kita sama2 berdoa memohon kepada Allah agar berkenan melimpahkan rizki yang membawa keberkahan untuk kita dan keluarga kita.

'Ya Allah, curahkanlah keberkahan dari apa-apa yang telah Engkau berikan rizki kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.' (HR. Ibnu As-Sani).

Semoga kami menjadi keluarga yang "Kaya Berkah & Bahagia".. Amin Ya Alloh

Sumber dari sini.

QOS

QoS tidak selalu berarti pembatasan bandwith. QoS adalah cara yang digunakan untuk mengatur penggunaan bandwith yang ada secara rasional. QoS bisa digunakan juga untuk mengatur prioritas traffic berdasarkan parameter yang diberikan, menghindari terjadinya trafik yang memonopoli seluruh bandwith yang tersedia.

Prinsip rate limitation
Kita tidak dapat melakukan pembatasan trafik yang masuk ke suatu interface, ada 2 cara dalam mikrotik untuk mengontrol traffic yaitu :
  1. Rate Limiting/Dropper/Shapper à menolak (drop) semua paket jika melebihi limit yang telah ditentukan
  2. Rate Equalizing/Scheduller à menahan sementara paket (buffering) traffic yang melebihi rate limit pada antrian (queue), dan apabila memungkinkan akan dilewatkan kemudian.

Apabila digambarkan dalam grafik trafik terhadap waktu adalah sebagai berikut :


Pada traffikc shapper untuk koneksi TCP, paket yang didrop akan dikirimkan ulang sehingga tidak ada kehilangan paket data.

Pada RouterOS, untuk masing-masing antrian traffic (queue) dikenal 2 jenis batasan rate limit.
  • CIR (Commited Information Rate) – dalam keadaan terburuk, client akan mendapatkan bandwith sesuai dengan “limit-at” (dengan asumsi bandwith yang tersedia cukup untuk CIR semua client).
  • MIR (Maximal Information Rate) – jika masih ada bandwith yang tersisa setelah semua client mencapai “limit-at”, maka client bisa mendapatkan bandwith tambahan hingga “max-limit”.

Burst
Burs adalah salah satu cara menjalankan QoS. Burst memungkinkan penggunaan data-rate yang melebihi max-limit untuk periode waktu tertentu. Jika data rate lebih kecil dari burst-threshold , burst dapat dilakukan hingga data-rate mencapai burst-limit.

Contoh burst limit
Limit-at = 128kbps, max-limit = 256kbps, burst-time=8, burst-threshold=192, burst-limit=512kbps.
Pada awalnya data rate rata-rata 0 kbps.
  • Detik ke-1, data rate rata-rata adalah(0+0+0+0+0+0+0+512)/8 = 64kbps, masih lebih kecil dari burst-threshold (192kbps), burst dapat dilakukan
  • Detik ke-2, data-rate rata-rata adalah (0+0+0+0+0+0+512+512)/8=128kbps. Burst masih boleh.
  • Detik ke-3, data-rate rata-rata adalah (0+0+0+0+0+0+512+512)/8=128kbps. Burst masih boleh


-           

RIP Authentication

Konfigurasi di R1 :
key chain RIP
 key 1
   key-string CISCO
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
archive
 log config
  hidekeys
!
!
!
!
!
!
interface Loopback0
 ip address 1.1.1.1 255.255.255.255
!
interface FastEthernet0/0
 description #link ke R3#
 ip address 13.13.13.1 255.255.255.0
 duplex auto
 speed auto
!
interface Serial0/0
 description #link ke R2#
 ip address 12.12.12.1 255.255.255.0
 ip rip authentication mode md5
 ip rip authentication key-chain RIP
 clock rate 2000000
!
interface FastEthernet0/1
 no ip address
 shutdown
 duplex auto
 speed auto
!
router rip
 version 2
 network 0.0.0.0
 no auto-summary

Cara ngecek link Metro Ethenet yang digunakan pada jaringan Seluler



Critanya seperti ini, Provider A adalah perusahaan di bidang seluler. Untuk menghubungkan jaringan mereka dari Node B ke RNC, mereka menyewa ke provider lain (Partner's Network). Nah, sekarang gimana caranya ketika posisi kita di "Partner's Network" mengecek jaringan yang disewa oleh Provider A. Okey... :-D

Caranya :
  1. Lihat deskripsi di interface yang di POP (menggunakan command sh int des )
  2. Status di interface menunjukan UP UP (menggunakan command sh int ) 
  3. Terdapat trafik input dan output di interface
  4. Terdeteksi adanya mac address (menggunakan command sh mac add dy int ). Mac Address disisi Node B (Lastmile) harus ada / sama di RNC
  5. Terdapat traffic di MRTG

1. Lihat deskripsi interface di POP
Command ini digunakan hanya khusus untuk melihat customer saja (Metro Customer).

POP.Cawang-Baru.C37>sh int des  | i NamaCustomer
Fa1/0/3          up             up       Metro Customer Jatimakmur Kemang to RNC Pancoran
Fa1/0/15         up             up       Metro Customer Raya Salemba to RNC Pancoran

2. Status di interface menunjukan UP UP
Status interface untuk Site Jatimakmur Kemang sudah menunjukan UP UP dan sudah terdapat trafik input sebesar 4,3 Mbps dan trafik output sebesar 10,2 Mbps. Dengan menunjukan status UP UP di interface dan sudah ada trafik, maka site tersebut sudah aktif.

All about this day (magang BDR | Blog | 100ngn | Indonesia Networkers)

Bismillah..

Lagi semangat nulis..
dan Alhamdulillah... banyak banget nikmat yang didapat hari ini..
Lagi semangat nulis karena baru aja selesai bikin 2 blog, PR dari pertemuan BDR tadi. Yah, seperti kata Ustad Felix Siauw.. di dalam bukunya "How to Master your Habits". Semua harus dibiasakan dan pastinya berat di awal. Setelah nulis 2 blog, ternyata udah mulai ringan nih buat nulis.. Hehe.. Yap Pak Ustad..  
Practice + Repetition = HABITS
Yuk deh, dicritain dari awal..
tanggal 3 Juni liat FB BDR kok ada posting seperti ini :











tanggal 4 Juni saya kirim CV, dan tanggal 7 malam hari (dengan masih sempoyongan, pening, capek banget) buka email, hah? ternyata dapat panggilan dari BDR ? Buka FB juga ada info suruh datang tanggal 8 pagi (tadi pagi). Langsung deh cari tukeran jadwal dengan alibi sakit.










3 Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Al-Qur'an

Materi ini saya tuliskan kembali dari hasil bukuyang didapat saat acara Indonesia Bertadabbur Al-Qur'an tanggal 2 Juni 2013 di Masjid Istiqlal.
Tadabbur Al-Qur'an


Materi ditulis oleh Syekh. Prof. Dr. Nashir ibn Sulaiman al-'Umar

Pertama
Mewujudkan keikhlasan dan menghadirkan niat ketika berinteraksi dengan Al-Qur'an

Saat membaca, menghafal, mendengarkan, atau mengamalkan Al-Qur'an, seorang muslim wajib menhadirkan niat yang tulus dan ikhlas semata-mata karena Allah. Allah berfirman:
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agaman yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. "(QS. Al-bayyinah:5).

Faktor utama yang membantu mereka mewujudkan makna ikhlas dalam interaksi merreka dengan Al-Qur'an adalah keyakinan bahwa ketika mereka membaca Al-Qur'an, pada hakikatnya sedang berkomunikasi dan bermunajat dengan Rabb (Tuhan)nya.

Kedua
Mengagungkan Al-Qur'an

Mengagungkan firman Allah merupakan ciri orang-orang saleh, baik pada umat ini maupun pada umat-umat terdahulu. Pengaruhnya tercermin dalam diri mereka. Allah berfirman :
"katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, merekan menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. "(QS. Al Israa' : 107)

Budidaya Stevia

Sumber : http://kickdahlan.wordpress.com/2013/02/09/mengenal-tanaman-stevia-sebagai-sumber-pemanis/

Dengan hadirnya tanaman stevia dapat dijadikan alternatif yang tepat untuk menggantikan kedudukan pemanis buatan atau pemanis sintetis karena gula steviaini mempunyai tingkat kemanisan yang mampu menandingi gula sintetis.
Saat ini pemakaian akan gula sintetis dan pemanis buatan telah berkembang di Indonesia bahkan hal tersebut telah menjadi suatu kebiasaan dikarenakan harga pemanis sintetis dan pemanis buatan jauh lebih murah dibanding dengan harga gula yang terus meningkat. Padahal efek yang akan ditimbulkan dari pemakaian pemanis tersebut apabila terus menerus digunakan akan sangat membahayakan kesehatan manusia.Untuk itu perlu diadakan suatu penyuluhan kepada petani tentang budidaya tanaman stevia karena di Indonesia tanaman ini masih tergolong belum banyak dikenal sehingga apabila petani mampu membudidayakan dan mengembangkannya pasti akan dapat meningkatkan pendapatan mereka karena tanaman ini akan diminati banyak orang. Berikut ini adalah langkah-langkah membudidayakanstevia:

Daun Stevia: Manis Daunnya, Manis Untungnya

Sumber : http://kickdahlan.wordpress.com/2013/02/09/mengenal-tanaman-stevia-sebagai-sumber-pemanis/



Daun stevia bisa menjadi bahan pemanis pengganti gula. Kandungan kalorinya boleh dibilang nol. Ini membuat daun stevia banyak diburu industri jamu untuk pengganti gula. Budidaya tanaman dari Paraguay ini menjanjikan untung nan manis.
Bagi para penderitanya, penyakit diabetes atau gula tentu menjadi momok yang menakutkan. Padahal, tanpa gula, makanan dan minuman terasa kurang mantap, bahkan hambar. Maka, pemanis rendah kalori kini semakin banyak diminati oleh masyarakat.

Mengenal Tanaman Stevia Sebagai Sumber Pemanis

Sumber : http://kickdahlan.wordpress.com/2013/02/09/mengenal-tanaman-stevia-sebagai-sumber-pemanis/


Masyarakat di Indonesia umumnya hanya mengenal tebu dan nira kelapa/aren/siwalan sebagai tanaman penghasil gula, padahal ada tanaman lain yang dimanfaatkan sebagai pemanis yakni Stevia.
Stevia memang lebih populer di wilayah asalnya, Amerika Selatan, dan juga di Asia Timur seperti Jepang, China dan Korea Selatan. Di Paraguay, suku Indian Guarani telah menggunakan stevia sebagai pemanis sejak ratusan tahun lalu.
Ada sekitar 200 jenis stevia di Amerika Selatan, tetapi hanya Stevia rebaudiana yang digunakan sebagai pemanis. Tahun 70-an, stevia telah banyak digunakan secara luas sebagai pengganti gula. Di Jepang, 5,6% gula yang dipasarkan adalahstevia atau yang dikenal dengan nama sutebia. Stevia digunakan sebagai pengganti pemanis buatan seperti aspartam dan sakarin.
Stevia memiliki beberapa keunggulan antara lain tingkat kemanisannya yang mencapai 200-300 kali kemanisan tebu serta rendah kalori sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas. Selain itu, stevia juga bersifat non-karsinogenik. Zat pemanis dalam stevia yaitu steviosida dan rebaudiosida tidak dapat difermentasikan oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam. Asam ini yang apabila menempel pada email gigi dapat menyebabkan gigi berlubang. Oleh karena itu, stevia tidak menyebabkan gangguan pada gigi.
Stevia adalah tanaman perdu yang tumbuh pada tempat dengan ketinggian 500-1000 m di atas permukaan laut, di dataran rendah stevia akan cepat berbunga dan mudah mati apabila sering dipanen. Suhu yang cocok berkisar antara 14-270C dan cukup mendapat sinar matahari sepanjang hari. Terdapat beberapa cara untuk memperbanyak stevia, yaitu dengan mengecambahkan biji stevia, stek batang, pemisahan rumpun ataupun dengan kultur jaringan.