Daun Stevia: Manis Daunnya, Manis Untungnya

Sumber : http://kickdahlan.wordpress.com/2013/02/09/mengenal-tanaman-stevia-sebagai-sumber-pemanis/



Daun stevia bisa menjadi bahan pemanis pengganti gula. Kandungan kalorinya boleh dibilang nol. Ini membuat daun stevia banyak diburu industri jamu untuk pengganti gula. Budidaya tanaman dari Paraguay ini menjanjikan untung nan manis.
Bagi para penderitanya, penyakit diabetes atau gula tentu menjadi momok yang menakutkan. Padahal, tanpa gula, makanan dan minuman terasa kurang mantap, bahkan hambar. Maka, pemanis rendah kalori kini semakin banyak diminati oleh masyarakat.

Tapi, tahukah Anda sehelai daun bisa menjadi pemanis alternatif untuk pengganti gula pasir? Adalah daun stevia yang memiliki zat pemanis tersebut. Kini, mulai banyak petani membudidayakan tanaman asli Paraguay dan Brazil ini.
Salah satunya adalah Widhi Hartanto, pembudidaya tanaman stevia di Karanganyar, Jawa Tengah. Widhi bilang, daun stevia adalah pemanis yang rendah kalori sehingga baik buat penderita diabetes.
Konon, rasa daun stevia segar 10-15 kali lebih manis ketimbang gula. Adapun ekstrak kualitas bagus diklaim bisa 200-300 kali lebih manis daripada gula.
Rasa manis daun stevia berasal dari kandungan di dalam daun yang disebut steviosida. Zat ini sendiri sebenarnya merupakan molekul glikosida yang disusun dari glukosa, sophorose dan steviol. “Ini yang membuat rasa manis daun stevia berbeda dengan rasa manis gula biasa,” katanya.
Widhi membudidayakan stevia di atas lahan seluas 2.000-3.000 meter persegi. Dia mengaku, tiap bulan bisa memproduksi stevia kering sekitar 2-3 ton.
Memang, daun stevia belum cukup poluler di masyarakat kita. Kini, tutur Widhi, permintaan didominasi oleh pabrik jamu. “Ekstrak daun stevia bisa mengurangi rasa pahit jamu sehingga rasanya lebih enak,” ujarnya.
Widhi mengaku, saat ini ia memasok daun stevia ke pabrik jamu Sido Muncul dan pabrik-pabrik jamu kecil lainnya. “Pemasaran masih terbatas di beberapa kota, seperti Solo, Semarang dan Bandung,” ujarnya.
Padahal, di luar negeri, stevia biasa dipakai sebagai pemanis kue atau minuman. Bentuknya pun bervariasi, mulai dari bubuk hingga cairan berasa aneka buah.
Widhi menjual campuran daun dan batang stevia kering seharga Rp 10.000 per kilogram. Dari bisnis ini, omzet yang bisa dikantongi Widhi mencapai Rp 30 juta per bulan. “Kalau pas harga bagus, keuntungannya bisa hampir 50%,” katanya.
Menurut Widhi, bisnis daun stevia punya prospek cerah. Permintaan dari luar negeri pun cukup banyak. “Hanya saja, masih kurang ada dukungan pemerintah untuk produk agribisnis stevia ini,” keluhnya.
Bayu Prabowo mengamini cerita Widhi. Staf di CV Satu Karya Enterprise (SKY), perusahaan pembudidaya stevia di Solo, ini mengatakan, permintaan daun stevia untuk pasar dalam negeri memang tidak terlalu besar. Kebanyakan berasal dari pabrik jamu. Sementara konsumen lainnya belum cukup banyak yang melakukan permintaan produk ini.
Bayu menambahkan, permintaan daun stevia justru mengalir deras dari pasar luar negeri. Dia mengaku, CV SKY rutin memasok daun stevia ke pasaran Malaysia dan sejumlah negara di Eropa. “Pernah juga ada permintaan sampel dari Singapura,” katanya.
CV SKY bisa memproduksi 50-70 ton daun stevia kering per bulan. Harga jual yang dipatok CV SKY Rp 23.000-Rp 24.000 per kg untuk daun stevia kering, dan Rp 15.000-Rp 17.000 untuk daun plus batang stevia kering. Dari bisnis ini, CV SKY bisa meraup omzet Rp 1 miliar per bulan. (Tabloid Kontan)

No comments:

Post a Comment