Prinsip dasar SEO on Page

Biar keyword cepat terindeks di google, dan banyak pencarian yang masuk ke halaman kita, ini yang perlu diperhatikan dalam SEO on page nya :
1. Nama Domain 
Pilih domain dengan nama yang sesuai dengan kata kunci yang kita target. Misalkan  mau jual jam Casio di Jakarta nih, brarti pakai domainnya : jualjamcasiojakarta.com

jangan lupa, topang juga dengan blog yang namanya mirip dan arahkan link sebanyak mungkin ke web utama tadi. Contohnya nih, bikin blog dengan nama :
- jualjamcasiojakarta.blogspot.com
- jualjamcasiojakarta.wordpress.com
- jualjamcasiojakarta.weebly.com

2. Judul/Title
Judul di web nya jangan lupa dikasih kata kunci nya ya?

3. Meta Description
Jangan lupa meta tag nya, di setiap produk tambahkan meta tag sesuai dengan hasil riset keyword. Coba kalo kita jual 20 jam, masing-masing jam ada 5 gambar, berarti ada 5x20 = 100 tempat yang bisa kita bubuhi meta tag yang sama.

4. Footer
jangan lupa footer nya juga dikasih keyword ya?

5, 6, 7... dst..

belajar bareng langsung aja yuk..
banyak banget nih materinya..

training ccna gratis

yang ingin belajar CCNA gratis, datang aja ke kontrakan saya ya?
lokasi di Cibubur, dekat dengan Raffles Hills.. :)

Semoga membantu

Google Keyword Tools ganti alamat

Yang biasanya melakukan reset keyword melalui Google Keyword Tools, saya ga tau persisnya mulai dari kapan, tapi ternyata ganti alamat. Awalnya kita bisa akses di https://adwords.Google.com/select/KeywordToolExternal ,

nah... ternyata udah berubah ke alamat ini :


Semoga membantu ya?

Al Ma´aarij (Tempat-tempat naik)



Muqaddimah


Surat ini terdiri atas 44 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Haaqqah. Perkataan Al Ma'arij yang menjadi nama bagi surat ini adalah kata jamak dari Mi'raj, diambil dari perkataan Al Ma'arij yang terdapat pada ayat 3, yang artinya menurut bahasa tempat naik. Sedang para ahli tafsir memberi arti bermacam-macam, di antaranya langit, nikmat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan Allah s.w.t kepada ahli surga.

Pokok-pokok isinya :


Perintah bersabar kepada Nabi Muhammad s.a.w dalam menghadapi ejekan-ejekan dan keingkaran orang-orang kafir, kejadian-kejadian pada hari kiamat; azab Allah tak dapat dihindarkan dengan tebusan apapun, sifat-sifat manusia yang mendorongnya ke api neraka; amal- amal perbuatan yang dapat membawa manusia ke martabat yang tinggi; peringatan Allah akan mengganti kaum yang durhaka dengan kaum yang lebih baik.


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang


KEPASTIAN DATANGNYA AZAB KEPADA ORANG-ORANG KAFIR
1. Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpa, 
2. orang-orang kafir, yang tidak seorangpun dapat menolaknya, 
3. (yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik. 
4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.[1510]
[1510]. Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. Apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun. 

5. Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. 
6. Sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu jauh (mustahil). 
7. Sedangkan Kami memandangnya dekat (mungkin terjadi). 
8. Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak, 
9. dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan), 
10. dan tidak ada seorang teman akrabpun menanyakan temannya, 
11. sedang mereka saling memandang. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, 
12. dan isterinya dan saudaranya, 
13. dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). 
14. Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. 
15. Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak, 
16. yang mengelupas kulit kepala, 
17. yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama), 
18. serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya[1511]. 
[1511]. Maksudnya: orang yang menyimpan hartanya dan tidak mau mengeluarkan zakat dan tidak pula menafkahkannya ke jalan yang benar. 
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. 
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 
21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, 
22. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, 
23. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, 
24. dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, 
25. bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), 
26. dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, 
27. dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. 
28. Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya). 
29. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, 
30. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki[1512], maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. 
31. Barangsiapa mencari yang di balik itu[1513], maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. 
32. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. 
33. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. 
34. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. 
35. Mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan. 

AZAB YANG MENGHINAKAN AKAN MENIMPA ORANG-ORANG YANG MENDUSTAKAN ALLAH  
36. Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu, 
37. dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok [1514] 
[1514]. Menurut keterangan sebagian ahli tafsir, ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasulullah shalat dan membaca Al Quran di dekat Ka'bah lalu orang-orang musyrik berkumpul berkelompok-kelompok di hadapannya sambil mengejek dan mengatakan: Jika orang-orang mukmin benar-benar akan masuk syurga sebagaimana kata Muhammad kitalah yang akan masuk lebih dahulu. Maka turunlah ayat 38. 
38. Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam syurga yang penuh kenikmatan?, 
39. sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani)[1515]. 
[1515]. Yang dimaksud dengan ayat ini ialah, bahwa mereka, orang-orang kafir, diciptakan oleh Allah dari air mani untuk beriman dan bertakwa kepada-Nya, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasul. Jadi kalau mereka tidak beriman tidak berhak masuk syurga. 
40. Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa. 
41. Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.
42. Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka, 
43. (yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia), 
44. dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka. 

Penutup
Surat Al Ma´aarij menerangkan sifat-sifat yang buruk serta memberi petunjuk kepada jalan-jalan yang dapat mencapai kemuliaan dan derajat yang tinggi.


HUBUNGAN SURAT AL MA´AARIJ DENGAN SURAT NUH

1. Pada akhir surat Al Ma´aarij Allah menerangkan bahwa Dia berkuasa mengganti kaum yang durhaka dengan kaum yang lebih baik, sedang dalam surat Nuh dibuktikan dengan penenggelaman kaum Nuh yang durhaka.
2. Kedua surat ini dimulai dengan ancaman azab kepada orang-orang kafir. 

beauty pink

Published with Blogger-droid v2.0.9


Ya Allah...
Limpahkanlah rizkimu pada kami di hari ini, 
Mudahkanlah langkah kami untuk menggapai pintu rizki-Mu,

Ya Allah...
Limpahkanlah ampunan-Mu jikalau kami salah dalam melangkah, Tegurlah kami dengan kuasa-Mu,

Wahai Yang Maha Membolak-balikkan hati, 
Tetapkanlah hati kami dalam agama-Mu,
Kabulkanlah segala doa kami,
Berikanlah kami ridho-Mu agar kami dapat berkumpul besama para kekasih-Mu di syurga nanti,

Ya Allah...
Engkau yang menggengam nyawa-nyawa kami, 
Panjangkanlah umur kami, Untuk bertaqwa kepada-Mu, Untuk beribadah kepada-Mu,

Ya Allah Yang memiliki cinta sejati,
Sampaikanlah shalawat serta salam kami pada junjungan kami Muhammad Shollallohu'alaihi wasallam, 
Dan kumpulkanlah kami bersama beliau di syurga nanti...

Aamiin ya Rabbal alaamiin…

Fitnah Wanita

Bismillah...
Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita. (Muttafaq ‘alaihi)

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
(QS Al Ahzaab [32]: 70-71)

Arti kata Fitnah :
Dalam QS Al Anbiyaa' ayat 35, Fitnah diartikan sebagai cobaan.


Fitnah vs Ghibah :
Rasulullah SAW bersabda :
”Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi saw: “engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.”(HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

Dalam dunia nyata, fitnah sering disandingkan dengan kata ghibah:
Fitnah : membicarakan keburukan orang kepada orang lain, sementara hal buruk yang dibicarakan tersebut adalah tidak benar.
Contoh : si A mengatakan kepada si B, C, dan D bahwa E dan F berpacaran tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu kebenaran bahwa E dan F memang berpacaran.

Ghibah : membicarakan keburukan orang kepada orang lain, dan hal buruk yang dibicarakan tersebut memang benar adanya.
Contoh : si A mengatakan kepada si B, C, dan D bahwa E dan F berpacaran dan memang benar adanya bahwa si E dan F berpacaran (ada pengakuan).

Ghibah yang berkembang menjadi Fitnah :
"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

(QS An-Nuur [24]: 19)
Tidak bisa dipungkiri, bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang sempurna. Semua penuh dengan kesalahan dan aib. Dan tidaklah pantas kita menyibukkan diri untuk menyingkap aib dan kesalahan orang. 

Mari saling berintrospeksi, bahwa kita pun punya banyak kesalahan. Tidak ada kesempurnaan kecuali hanya Allah. Bahkan suri tauladan terbaik kita pun juga pernah berbuat salah. Kepada teladan kita Rasulullah SAW, Allah langsung menegurnya apabila berbuat salah. Dan untuk kita, si manusia akhir zaman, sungguh beruntung bagi kita karena banyak sekali aib dan kekurangan kita yang Allah tutupi tabir nya.

Harus kita akui juga, bahwa kita seringkali menambah-nambah dan mengurangi berita yang kita terima untuk disampaikan ke orang lain. Jarang sekali kita mau menyampaikan berita yang apa adanya. Berita yang diterima orang lain pun menjadi berubah dari kondisi sebenarnya dan di situlah mulai timbul fitnah. Dampak dari fitnah ini akan amat sangat luas. Menyebar secepat kilat tanpa kita ketahui.

Kebiasaan membicarakan keburukan orang lain harus berani kita hindari. Pembicaraan yang awalnya hanya bergosip dan ghibah, apabila sudah berkembang dari mulut ke mulut, dilebih-lebihkan dan ditambah-tambahkan sesuatu yang tidak pada kenyataanya akan berkembang menjadi Fitnah. 

Lalu apa yang harus dilakukan ketika melihat keburukan orang lain ?
Manusia itu tidak ada yang sempurna. Pendakwah manapun tidak bisa mengubah keburukan orang lain menjadi sebuah kebaikan. Hanya Allah lah yang berhak dan bisa mengubah kondisi nya. Tugas kita sesama muslim hanyalah saling mengingatkan jika ada saudara kita yang tersesat dan berperilaku kurang baik. Dan harus selalu dikembalikan lagi semuanya ke Allah, bahwa orang tersebut dan Allah lah yang berhak mengubahnya.
Tidak perlu kita ceritakan ke orang-orang tentang keburukan saudara kita. Langsung mendatangi saudara kita dan mengingatkan dalam kebaikan adalah lebih baik. Selanjutnya berserahlah kepada Allah.

Fitnah Wanita
” Tidaklah aku tinggalkan fitnah sesudahku yang lebih bahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhori : 5096. HR. Muslim. 2740 )
Wanita adalah makhluk yang lemah. Ia tercipta penuh dengan kelemah lembutan, lebih mengutamakan perasaan, dan memiliki kecenderungan untuk dilindungi, disayang, dan dihargai. Bukan untuk disakiti atau dicari-cari kesalahannya. Tidak dibenarkan mencari-cari kesalahan, mematai-matai atau menyebar gosip tentang pribadi seorang wanita, apalagi wanita tersebut adalah wanita yang beriman dan fitnah tersebut disebarkan kepada kalangan orang yang beriman.
"yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat"(QS An-Nuur [24]: 19)
Apa balasan untuk yang memfitnah wanita beriman ?
Siksa di dunia dalam bentuk hukuman Haddul Qadzaf (hukuman penuduh zina), yaitu dicambuk 80 kali sebagaimana firman Allah, "Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (yaitu wanita-wanita yang suci, akil balig dan muslimah] (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) 80 kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka Itulah orang-orang yang fasik" (QS An-Nuur [24]: 4).

Dalam surat An-Nuur ayat 4, disebutkan bahwa balasannya bagi orang yang memfitnah wanita baik-baik dan tidak mendatangkan 4 orang saksi, dihukum dengan cambuk sebanyak 80 kali serta tidak boleh menerima kesaksiannya untuk selama-lamanya, dan orang tersebut digolongkan kedalam golongan orang-orang yang fasik.
* Fasik ialah orang yang tidak mengindahkan perintah Allah.

Dampak fitnah yang tersebar
Fitnah terhadap wanita akan selalu mengikuti fitnah terhadap laki-laki. Dimana ketika seseorang memfitnah seorang wanita berbuat zina, disitu pasti akan ada objek lain yaitu si laki-laki. Wanita sebagai subject nya, dan laki-laki yang ikut terfitnah sebagai objek nya. Fitnah yang sudah tersebar seperti ini sangat sulit untuk dihapuskan. Tidak diketahui sudah berapa orang yang termakan fitnah / gunjingan tersebut. Yang dirugikan pun bukan hanya wanita yang difitnah, laki-laki yang terbawa sebagai objek fitnah pun ikut terbawa-bawa.

Maka pantaslah Allah memberikan hukuman yang berat untuk para penyebar fitnah. Bahkan saking bahayanya sampai diibaratkan bahwa fitnah lebih bahaya dari pembunuhan (QS Al-Baqarah ayat 191). Rasulullah juga selalu mewanti-wanti umatnya untuk tidak terjebak ke jurang fitnah. 
Rasululloh Shollallohu alaihi wasallam bersabda :” Berlindunglah kalian dari fitnah-fitnah yang nampak dan yang tidak nampak.” ( HR. Muslim. 1/412 ).
Mata rantai fitnah/ghibah dan maaf
Bisa saja memang orang yang memfitnah itu minta maaf kepada orang yang telah difitnahnya. Namun, bagaimana cara mengembalikan mata rantai fitnah itu menjadi mata rantai kebenaran dan mata rantai maaf ?

Anggaplah si A menyebarkan fitnah antara B dan C kepada D, E, dan F.
D menceritakan kembali kepada G, H, dan I,
E menceritakan hal yang sama kepada J, K, dan L,
F menceritakan juga kepada M, N, O.

A meminta maaf kepada si B atas fitnah yang ia sebarkan dan si B memaafkannya. Akan tetapi, bagaimana dengan mata rantai fitnah yang sudah tersebar ? akankah bisa tersucikan kembali ?

Wallahu 'alam.. *belum ketemu referensinya..