Pemuda dan Bocah Pengamen




Di sebuah angkot jurusan cibubur. Itulah latar kisah ini, dilengkapi dengan beberapa penumpang, supir angkot, dan seorang pengamen cilik. Bocah pengamen mulai menyanyi dengan suara ala kadarnya dan tak lupa disertai kecrekan yang digoyangkan. Dan saatnya bocah ini mengulurkan plastik permen kepada para penumpang dan tiba – tiba si bocah berkata dengan ramah “Hai kak, apa kabar?” pemuda yang disapa pun terhenyak kaget dan berkata “ada apa dek? memang adek kenal kakak?” bocah pun berkata “iya kak, dulu kakak pernah dateng ke tempat saya” pemuda pun bingung dan secara reflek meminta supir menghentikan angkot dan segera mengajak bocah turun dari angkot. Lalu pemuda pun berkata “Adek sudah sarapan?” bocah berkata ‘belum kak, baru juga nyari duit kak” lalu pemuda pun mengajaknya sarapan.



Setelah berbincang cukup lama akhirnya pemuda sadar bahwa anak ini adalah salah satu penghuni rumah singgah yang pernah dikunjunginya. Kekagetan pemuda ini belum selesai, setelah selesai sarapan:

bocah : “kakak sekarang masih kuliah?”

pemuda : “Alhamdulillah sudah lulus”

bocah : (dengan wajah polos) “kak, nanti jangan jadi jahat ya”

pemuda : (bingung) “kenapa dek?”

bocah : “soalnya setau saya orang pinter itu biasanya jahat, kan kakak udah jadi orang pinter sekarang”

pemuda : “insyaallah tidak, nah berati adek ga mau jadi pinter dong?”

bocah : “ga mau kak, mending kayak gini aja,nanti kan tetep bisa bantu2 di rumah juga, yang penting ga jahat”

pemuda : (tersenyum) “kakak janji ga akan jadi orang jahat”

………


Kata-katamu akan selalu tertanam dalam pikiran ini dan meresap dalam hati ini.

Syukur selalu terucap karena telah mengenalmu.

Tuhan sangat sayang padamu adik, karena Dia ingin memelihara jiwa bersihmu dari dunia yang kotor ini, dunia yang dihuni makhluk – makhluk pintar yang jahat seperti katamu.



Didedikasikan bagi mereka yang pintar agar tak menjadi jahat.. 

dari sini

No comments:

Post a Comment