Dalam buku Mbak Wina disebutkan begini:
"Buat saya, golongan menengah artinya golongan yang berdaya. Kita punya mata pencaharian dan mampu makan tiga kali sehari. Kita punya atap di atas kepala. Mungkin juga rumah kontrakan, mungkin rumah orangtua, mungkin juga sudah jadi rumah sendiri. Yang pasti, kita tidak perlu kuatir harus tidur dimana malam ini"
"Golongan menengah adalah:
Saya pribadi termasuk golongan menengah. Sangat rawan.. ketika terpeleset sedikit, bisa jadi langsung turun ke bawah. Dalam buku Mbak Wina, banyak sekali checklist agar kita bisa menjadi golongan menengah yang "sukses". Terbebas dari kemiskinan.
- orang-orang yang memiliki penghasilan tetapi sebelum akhir bulan sudah merasa kehabisan uang
- memiliki utang berkepanjangan yang tidak ada habisnya
- memiliki barang-barang bagus tetapi kuatir karena tidak punya tabungan
- memiliki hidup yang berkecukupan tetapi kuatir tidak mampu menyekolahkan anak-anak dengan baik
- memiliki rumah tinggal tetapi berkemungkinan besar harus menjual rumah bagus ini karena tidak punya dana pensiun"
Memang sedari kecil sebaiknya sudah diajarkan bagaimana mengatur finansial. Harus diajarkan untuk menyisihkan uang saku. Harus diajarkan untuk tidak membeli barang yang kurang dibutuhkan.
Sedikit berbagi bagaimana untuk memulai mengelola keuangan :
1. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan
Memang saat ini hampir semua teman kita mempunyai gadget yang canggih-canggih. Masing-masing berlomba-lomba untuk punya gadget terupdate, entah untuk sekedar memenuhi ego, ikut-ikutan, untuk nge-game, atau memang untuk bisnis. Jika gadget tersebut tidak bisa meningkatkan penghasilan Anda, berarti itu hanya sebuah keinginan, bukan kebutuhan. Jika gadget tersebut tidak membuat kualitas keilmuan kita meningkat, maka gadget hanyalah sebuah keinginan biasa.
Tetangga saya yang seorang tukang bakso, ngontrak di sebuah kontrakan petak 3 seharga 500 ribu / bulan. Tinggal bersama anak, menantu, serta seorang cucunya. Beliau jualan bakso mangkal di sebuah perumahan elite di Cibubur. Bapak tersebut membeli 2 motor langsung secara kredit, Yamaha Mio Soul GT dan Byson. Dalam hati saya hanya berfikir.. Sepeda motor ini untuk sang Bapak hanya digunakan untuk belanja daging setiap pagi nya di pasar Cimanggis, lalu untuk apa pakai beli 2 sepeda motor? Untuk gaya-gaya an kah?
Menurut saya seharusnya uang tersebut ditabung dalam bentuk emas, ataupun dalam bentuk rumah. Jadi Bapak tersebut bisa punya rumah sendiri dengan cara KPR dan tidak perlu ngontrak lagi.
Penuhi kebutuhan, bukan keinginan.
2. Catat semua pengeluaran
Teman SMK saya bernama Zaky, dia adalah termasuk anak orang kaya. Orang tuanya adalah pengusaha rumah makan di Tegal yang cukup sukses. Dia punya kebiasaan yang menurut saya amat sangat bagus. Dia selalu menuliskan setiap pengeluarannya, sekecil apapun itu dalam sebuah buku. Yah.. sebagai anak kost memang harus pinter-pinter mengatur uang, dan teman saya ini perlu dijadikan teladan. Mulai dari beli sarapan, makan siang, makan malam, angkot, beli es, beli pulpen, bayar sekolah, semuanya.. benar-benar terinci.
Apa sih manfaatnya ?
Dengan pengeluaran yang tercatat rapi, bisa dijadikan pembelajaran untuk kita membedakan yang mana kebutuhan, yang mana keinginan. Dengan pengeluaran yang tercatat, kita bisa tau kemana saja larinya uang kita. Jangan tiba-tiba ngecek ATM lalu bingung "Loh.. kok uangnya tinggal segini ya? Perasaan kemarin masih banyak.. Kalo gini caranya ga cukup nih sampai akhir bulan".. Jangan begitu..
Teringat saat awal-awal mengurus keuangan Skylar , sempat bingung ketika banyak order dan banyak pemasukan, tetapi uang di rekening sangat sedikit. Setelah diteliti.. ternyata banyak pengeluaran kecil-kecil yang berkali-kali tidak dilaporkan dan tidak tercatat. Contoh : beli bensin, beli kertas, foto copy, kirim dokumen, beli jajan, beli air galon, bayar sampah, beli pulsa, dll. Dan jika ditotal-total, ternyata bisa sampai 1 juta an lebih pengeluaran kecil-kecil tadi..
2. Analisa catatan keuangan
Yang perlu diperhatikan dari analisa ini adalah pembandingan catatan keuangan dengan target keuangan. What ?? Target ?? Iya donk.. mengelola keuangan juga harus punya target. Lihat kembali list yang ada di buku "100 Langkah untuk tidak Miskin" punya Mbak Wina. List nomor berapa yang akan kita target. Misalkan kita target untuk punya mobil pribadi dalam jangka waktu 1 tahun ke depan. Harus mulai dihitung, berapa harga mobil itu, serta berapa uang yang perlu kita sisihkan tiap bulannya agar 1 tahun ke depan mobil itu bisa terbeli. Memang kita punya kebebasan karena ini uang kita sendiri. Tapi ingat lagi, uang adalah amanah. Dan amanah ini harus dijaga dan direncanakan dengan baik.
3. Jauhi hutang
Coba sebisa mungkin untuk menjauhi hutang. Jangan sekali-kali berhutang kecuali dalam keadaan amat sangat terdesak. Dalam membayar hutang usahakan disiplin dan tepat waktu. Ingat.. hutang adalah prioritas nomer 1, sisanya baru untuk kebutuhan yang lain. Usahakan jika berhutang pun, berhutanglah di tempat yang tidak berbunga.. Hutang ke teman.. saudara.. atau yang lainnya.. hehe.. :-)
4. Terapkan pola dan gaya hidup sederhana
Dalam hal ini, bukan berarti kita harus hidup sederhana loh ya? Tetap, hidup kita harus berlimpah dan berkah.. Tapi.. sikap dan pola hidupnya sederhana.. Jangan mentang-mentang punya banyak uang, lalu bebas menghabisakannya. Jika baju lama masih bisa dipakai, untuk apa beli baju baru? Jika mobil lama masih bisa dipakai, untuk apa beli mobil baru?
Sederhanalah dalam bersikap, dan turunkan sikap tersebut ke anak cucu kita. Banyak pengusaha sukses yang hanya bertahan sampai 1 atau 2 turunan saja. Kenapa begitu? Karena sikap sederhana sang ayah/ kakek tidak diturunkan ke anak/ cucunya. Dulu si ayah sangat gigih, rajin menabung, sederhana, dan kesuksesan lah buahnya. Tapi anaknya, mentang-mentang ayahnya sukses bebas menghabiskannya. Bebas berboros-boros ria.. Jangan.. Jangan begitu..
Memang miskin atau kaya, itu adalah takdir dan ujian. Tapi selagi kita masih ada rejeki dan penghasilan, tidak ada salahnya kita memanage sebaik mungkin. Berinvestasi sebanyak mungkin, karena kita tidak akan pernah tau kapan sakit akan datang, kematian akan datang, usaha kita akan bertahan berapa lama..
So.. kritislah dalam mengelola keuangan sejak dini..
No comments:
Post a Comment